Hallo, apa kabar semuanya ?
Apa yang teman-teman lakukan di Hari Minggu
lalu ?
Minggu lalu, saya dan rekan-rekan CIR – ALT Higashikawa berkesampatan menghadiri undangan dari SD 1 Higashikawa untuk membuat futomaki (nasi yang digulung oleh rumput laut) .
Tetapi futomaki yang kami buat bukan futomaki biasa loh. Kenapa gak biasa ?
Simak cerita berikut ini ya…
Minggu, 29 Januari 2017.
Tahun ini adalah
tahun ke-6 SD 1 Higashikawa (selanjutnya disebut dengan SD1) mengadakan acara
membuat futomaki jumbo. Futomaki jumbo tahun ini memecahkan rekor ditahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, panjang fotomaki yang dibuat adalah 27 meter,
tetapi tahun ini mencapai 32,35 meter, dengan
total peserta 150 orang ! Menurut panitia penyelengara, target peserta tahun
ini hanyalah 130 orang dan mereka tidak menyangka bahwa peserta yang datang mencapai
150 orang. Peserta acara tersebut adalah murid SD1 dari kelas 1 hingga kelas 6,
orang tua murid, penduduk Higashikawa serta beberapa tamu undangan dari Balai
Kota Higashikawa, tentu saja Bapak Matsuoka Ichiro (Wali Kota Higashikawa) pun
turut memeriahkan acara tersebut.
Saya, CIR Korea, CIR Thailand dan murid-murid SD1 |
Mengangkat Futomaki yang sudah digulung |
Secara pribadi,
ini adalah pengalaman pertama bagi saya membuat futomaki yang panjaaaaaaang. Kalau membuat futomaki ukuran biasa sih, memang sudah
biasa, tetapi futomaki dengan panjang 32 meter, ini baru luar biasa ! Acara
dimulai pada pukul 11:00. Saya dan rekan-rekan Program JET lainnya berbaur
dengan murid-murid SD dan bersiap untuk membuat futomaki jumbo. Kali ini saya
ditemani oleh murid kelas 2 SD. Kami berdiri di samping meja dan menunggu panitia
membagikan isi futomaki. Isi futomaki kali ini adalah nasi, telur dadar,
mentimun, jamur shiitake dan kanpyou (sayuran sejenis labu). Setelah isi
futomaki selesai dibagikan, kami mulai menyusunnya dengan rapih dan menunggu
aba-aba dari pembawa acara untuk menggulung futomaki. Pembawa acara memberikan
aba-aba, satu dua,,, dan dihitungan ke-tiga, kami semua serempak menggulung
futomaki. Kami harus berhati-hati saat menggulung futomaki, agar isinya tidak
keluar dari gulungannya. Setelah selesai digulung, seorang panitia mengukur panjang futomaki
yang kami buat lalu memotongnya agar dapat dinikmati oleh seluruh peserta yang
hadir.
Mendengar instruksi dengan seksama |
Murid kelas 1 dan 2 mempresentasikan
mengenai tahu yang mereka buat beberapa hari sebelumnya. Tahu tersebut dihidangkan
bersama dengan sup yang disajikan. Murid kelas 3 dan 4 mempresentasikan
mengenai beras dan telur ayam yang digunakan. Beras yang dipakai ternyata
mereka tanam dan panen sendiri di salah satu sawah milik petani yang ada di
Higashikawa. Mereka membantu petani untuk menaman padi pada bulan Mei dan memanennya
pada bulan Oktober. Mereka menjelaskan mengenai jenis-jenis beras yang tersebar
di berbagai belahan dunia. Setelah itu mereka membahas mengenai ayam dan telur.
Mereka mengunjungi salah satu peternak ayam yang ada di Higashikawa. Mendengarkan
secara langsung dari peternak mengenai cara membesarkan ayam hingga bisa bertelur.
Bahkan mereka mempelihatkan video saat telur keluar dari ayam ! Presentasi
dilanjutkan oleh siswa dan siswi kelas 5 dan 6 yang membahas mengenai pembuatan
jamur shiitake dan asinan kanpyou. Tentu saja mereka membuatnya sendiri.
Dijelaskan juga bagaimana mereka membuat kanpyou dan membesarkan jamur shiitake yang
ditanam hingga siap dipanen.
Bahan isi futomaki |
Jujur, saya iri
dengan mereka. Bayangkan saja, mereka masih SD tetapi pengalaman belajar dari
alam secara langsung sudah mereka dapatkan. Saya juga salut dengan kepercayaan
diri mereka untuk berdiri di depan orang banyak dan mempresentasikan kegiatan
yang sudah mereka lakukan untuk mempersiapkan acara futomaki ini. Zaman saya SD
dulu, mana mungkin saya berani bicara di depan orang banyak. Oh iya, saya juga
suka dengan sistem pendidikan di sini. Cara mereka belajar, bukan hanya dari
buku, tetapi langsung terjun ke lapangan. Sebetulnya ini bukan yang pertama
kalinya loh anak-anak SD1 belajar secara langsung dari sumbernya. Karena
beberapa bulan yang lalu, kami (CIR&ALT) diundang untuk ‘diwawancara’ oleh
murid-murid SD1 kelas 5 dan 6. Kami ditanya banyak hal, terutama mengenai perbedaan
budaya antara Jepang dan negara tempat kami berasal. Luar biasa, kan ? Di minggu berikutnya, kami kembali diundang untuk mendengarkan presentasi hasil
wawancara murid-murid tersebut. Ah mereka keren !
Sebagai penutup,
menurut saya, yang membuat acara ini menjadi luar biasa bukanlah dari rekor
panjang futomaki yang dibuat, tetapi dari proses belajar para muridnya.
Perjuangan mereka ‘membuat’ sendiri isi futomaki menjadikan rasa futomaki sangat
spesial.
nb : Acara pembuatan futomaki ini diliput
oleh TV NHK Hokkaido. Tapi maaf, hanya ada dalam Bahasa Jepang J (dan saya pun gak muncul di tipi hiks…) Silahkan cek link nya di sini ya
Comments
Post a Comment