Oleh F. Agustimahir
Sepertinya sekarang ini bisa dibilang
hampir semua orang tahu dengan Google Street View. Salah satu fitur yang digunakan
untuk mengetahui kondisi aktual jalanan yang tercantum pada Google Maps.
 |
Saya dan Google Trekker |
Awalnya Google Street View hanya tersedia
untuk jalan yang bisa diakses oleh mobil. Tapi seiring dengan perkembangannya,
tersedia juga untuk jalan yang tidak bisa ditempuh oleh mobil, juga untuk
melihat di ke dalam sebuah bangunan.
Google Street View Trekker adalah salah
satu kamera 360 derajat yang digunakan oleh Google untuk mengambil gambar dari
daerah yang tidak bisa ditempuh oleh mobil. Pihak Divisi Pariwisata Alam Dinas
Pariwisata Prefektur Yamanashi bekerjasama dengan Google untuk mengambil gambar
melalui Trekker di beberapa tempat di Yamanashi selama 2 bulan. Selama 2 bulan
itu pula lah, staf dari divisi lain di Dinas Pariwisata bergiliran untuk
membantu mengambil gambar sesuai jadwal yang telah ditentukan.
 |
Merakit Google Trekker |
Pada 9 Maret 2017, saya bersama dua orang
rekan dari Divisi Pariwisata Alam Dinas Pariwisata Prefektur Yamanashi
berangkat ke Shindoutoge alias Gunung Shindou di kota Fuefuki untuk mengambil
gambar di titik yang telah ditentukan.
 |
Rute yang kami tempuh |
Rute yang kami tempuh bisa dilihat dari
pranala
ini. Sebenarnya pada rute yang berwarna biru masih bisa ditempuh oleh mobil,
dan sudah ada data di Google Street View. Hanya saja pada saat itu masih
ditutupi oleh salju sehingga berbahaya jika ditempuh menggunakan mobil.
 |
Titik awal. Dilihat dari tempat parkir mobil. |
Jadi rutenya itu adalah tempat parkir mobil
→
新道峠第二展望台(Shindoutouge Daini Tenboudai
/ Titik pandang 2 Gunung Shindou) → 新道峠第一展望台 (Shindoutouge Daiichi Tenboudai / Titik
pandang 1 Gunung Shindou). Bentuk garis pada rute yang saya berikan nampak
cukup aneh, karena terlihat perlu turun dulu dari titik pandang 2 ke jalan
raya, baru kemudian naik lagi ke titik pandang 1. Padahal sebenarnya kita hanya
tinggal meneruskan jalan setapak yang tersedia dari titik pandang 2 ke titik
pandang 1.
Mungkin nantinya jika gambar telah selesai
diproses, akan timbul garis jalan baru yang akan menyambungkan tiga tempat
tersebut. Kita nantikan saja hasilnya.
Ada satu hal yang cukup konyol. Ketika saya
diberitahu bahwa tempat yang akan ditempuh hari ini masih ditutupi salju, saya pikir
tidak begitu tebal, ternyata, cukup tebal saudara-saudara! Dan, dua rekan saya
itu memang menggunakan sepatu khusus musim dingin yang tahan air, sedangkan
saya hanya pakai sepatu lari…Jadi bisa dibayangkan ketika hampir seluruh sepatu
terbenam ke dalam salju, dan akhirnya basah. Dingin. Licin pula. Ah sudahlah. 😜
 |
Seperti ini kondisi salju di jalannya. |
 |
Basah deh. |
Saya membawa perangkat Trekker setengah
jalan, mulai dari titik awal hingga habis titik yang berwarna biru. Dari titik
tersebut hingga turun lagi ke tempat parkir mobil, rekan saya yang membawanya. Saya
mengurungkan niat untuk membawa perangkat Trekker turun, karena dengan sepatu
yang saya pakai akan berbahaya untuk membawa turun barang dengan berat sekitar
25 kg itu. Kami membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk berjalan dari tempat
parkir mobil hingga ke titik pandang 1. Dan membutuhkan waktu sekitar 40 menit
untuk turun.
 |
Mengangkut Trekker |
Sebuah pengalaman yang menarik sekaligus
menyenangkan. Saya jadi terpikir untuk menganjurkan hal yang serupa untuk
tempat-tempat wisata di Indonesia. Namun sayangnya, setelah saya periksa
keterangan dari Google seperti di pranala ini, layanan Trekker baru ada di
beberapa negara saja, dan di Indonesia belum ada.
Demikian pengalaman yang bisa diceritakan
kali ini, sampai jumpa di tulisan berikutnya ya.
Salam.
 |
Gunung Fuji dan Danau Kawaguchi dilihat dari Titik pandang 1 Gunung Shindou |
Comments
Post a Comment