Mari Membatik -Batik Workshop di Kota Higashikawa-


Hallo !

Minggu lalu tanggal 22 April, saya mengadakan Batik Workshop di Kota Higashikawa, loh ! 
Batik workshop minggu lalu adalah yang kedua kali, yang pertama diselenggarakan bulan September tahun lalu. 

Peminat batik workshop ternyata cukup banyak. Karena keterbatasan alat (canting & wajan), setiap workshop, dibatasi hanya untuk 12 orang saja. Tetapi, biar semakin banyak orang yang tau tentang batik, saya membuat workshop 1 bulan 1 kali. Sejauh ini yang sudah fixed sampai bulan Juni. Batik workshop ini tidak hanyak untuk dewasa, anak-anak juga bisa ikut. Tapi untuk anak-anak, harus didampingi oleh ayah / ibu nya. 

Workshop berlangsung selama 2 jam. Peserta membuat batik di atas kain berukuran sekitar 25cm x 25cm. Tidak hanya membuat batik, tetapi peserta juga mendapat kesempatan untuk belajar sedikit mengenai sejarah, jenis dan juga arti dibalik motif kain batik. Pengenalan mengenai kain batik saya lakukan sekitar 30 menit. Tapi pembuatan materi makan waktu kurang lebih 1  bulan. Selama 1 bulan, saya lumayan banyak baca artikel, cerita dan buku mengenai batik. Saat itu saya mikir, betapa indah, eksotis dan romatisnya kain batik itu. Saya juga belajar bagaimana cara membedakan batik tulis, batik cap dan batik print. Jadi kalo belanja batik, bisa langsung tau jenisnya tanpa perlu tanya ke yang dagang dan seketika saya pengen jadi kolektor batik wkwkw.

Beberapa orang yang tau kalo saya bikin workshop batik di Higashikawa tanya, “Belajar batiknya di mana ?” Saya pernah membuat batik di museum tekstil yang ada di daerah Jakarta Barat, bayar Rp. 50,000 (kalo gak salah) untuk membuat batik di kain berukuran kurang lebih 25cm x 25cm. Tapi waktu itu, saya ngerasa kurang puas. Akhirnya, saya browsing-browsing lagi dan nemu Kampoeng Batik Palbatu di Jakarta Selatan. Nah, di situ saya baru puas belajar ngebatik, nanya ini-itu sama yang ngajar, dijelasin gimana cara pake canting yang bener dan bla bla bla nya. Saya juga tukeran nomer hp sama ibu yang ngajar. Jadi kalo ada yang mau ditanyain bisa langsung chat via WA hihihi. Baiknya si ibu… Oh iya, di Palbatu ada beberapa pilihan course membuat batik. Tinggal pilih aja yang sesuai minat. 

Sebelum mulai cerita tentang keseruan batik workshop di Higashikawa, saya mau sedikit mengutip kisah romantis #ahey tentang salah satu cerita dibalik motif batik Megamendung. Cerita ini saya kutip dari sebuah buku berjudul "Cerita Batik" karya Iwet Ramadhan

Mega mendung merupakan satu bentuk tanda cinta dari Sunan Gunung Djati kepada Putri Oeng Tien yang berasal dari China yang hendak dinikahinya. Dia melihat motif ini banyak menjadi ornamen pada guci-guci China yang banyak masuk ke Cirebon melalui Pelabuhan Muara Jati pada masa itu. Konon Sunan Gunung Djati memberikan kain batik bermotif awan megamendung ini sebagai bukti tanda cintanya kepada Putri Ong Tien di hari pernikahan mereka. Karena itulah, selain meupakan simbol rezeki dan juga keberuntungan, awan megamendung merupakan simbol cinta, harapan, dan sumber kebahagiaan.
Romantis bukaaaaan ? wkwkwk

Buku "Cerita Batik" jadi salah satu bahan referensi saya juga. Bukunya simple dan sangat mudah dimengerti. Bukan hanya tentang Megamendung, tetapi Bang Iwet (sok kenal) juga menceritakan kisah dibalik motif-motif batik lainnya. Dari buku itu juga satu tau untuk pertama kalinya, kalau ternyata masyarakat umum dilarang menggunakan batik bermotif Parang ketika masuk ke dalam istana (keraton), terutama ketika sultan atau raja sedang berada di Istana. Karena sebetulnya kain motif Parang hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan #ups. Tapi sih setelah saya browsing-browsing, pihak keraton gak mempermasalahkan kalau ternyata ada masyarakat umum yang pakai motif Parang saat masuk ke keraton, karena memang mungkin tidak tau. 

-lha, kenapa jadi promo buku hahaha- 

Yuk ah, langsung kita cekedot gimana serunya bikin batik tulis di Higashikawa. 


Sedikit menjelaskan tentang Indonesia

Menggambar pola

Serius membatik (^^)b
Komentar salah satu peserta "Ternyata sulit ya, pantas saja harga batik tulis mahal hahaha"

Suasana membatik

Proses selanjutnya adalah mewarnai kain dengan teknik colet (seperti melukis)
Warna yang disediakan hanya ada 3 warna primer. Kalau ingin warna lain, tinggal campur-campur aja ;)

Setelah proses pewarnaan selesai, selanjutnya adalah membubuhkan water glass
yang berfungsi sebagai bahan "pengunci", agar warna tidak luntur saat prose pelorotan 

Proses pelorotan malam.
Penasaran sama hasil jadinya yaaaaa 

Taraaaaaaaaa, batiknya sudah jadi.
*karena alasan privacy, muka peserta saya tutup pake emoji ya*

Gimana ? Seru kan keliatannya ? hehehe. 
Emang beneran seru ko'

Proses yang paling saya suka adalah proses pelorotan malam. Karena di proses itu hampir setiap peserta deg-degan menunggu hasil jadi batik yang dibuat, bahkan kadang-kadang saya juga ikut deg-degan, takut warnanya luntur hahaha. 

Alhamdulillah batik workshop berjalan dengan baik dan lancar (^.^) 

Workshop selanjutnya adalah 15 Mei dan 9 Juni. Setelah workshop selesai, pada bulan Juli akan diadakan Batik Club. Batik club berbeda dengan batik workshop, karena syarat menjadi peserta batik club adalah sudah pernah mengikuti batik workshop. Di batik club nanti, peserta akan membuat batik di ukuran kain yang lebih besar, mungkin sekitar setengah meter. Aaaaah tidak sabar jadinya hihi... 

Segini dulu ya cerita tentang "membatik di Higashikawa". 
Nantikan postingan-postingan lainnya. 

Dadaaaah, 

Fatty. 

Comments